Tuesday, April 21, 2009

Tempe kecipir layak untuk dicoba

Tempe adalah makanan yang sudah akrab di lidah masyarakat Indonesia. Tempe yang paling banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia adalah tempe yang terbuat dari kedelai.

Sayangnya sebagai makanan asli Indonesia bahan baku kedelai yang digunakan harus di import. Ini menyebabkan ketika harga kedelai naik dan kondisi ekonomi yang tidak bagus membuat produsen tempe kualahan bahkan hingga berhenti berproduksi.

Untuk mengatasi hal tersebut produsen tempe bisa mulai melirik ke tempe yang terbuat dari biji kecipir. Meskipun belum sepopuler tempe dari bahan baku kedelai, tempe kecipir memiliki potensi dijadikan alternatif bisnis bagi masyarakat, tidak hanya pengolahannya saja budidaya kecipir juga memiliki potensi yang besar.

Pengolahan biji kecipir menjadi tempe tidak berbeda dengan pengolahan biji kedelai. Hanya saja karena karakteristik biji kecipir yang lebih keras membutuhkan waktu lebih untuk merebusnya terlebih dahulu (kurang lebih 30 menit atau sampai empuk). Setelah itu bisa diberi ragi tempe dengan takaran 1% dari jumlah biji yang akan dijadikan tempe.

Pengolahan biji kecipir dengan difermentasi akan mempermudah gizi dan zat-zat yang bermanfaat untuk diserap oleh tubuh kita. Gizi kecipir lebih tinggi dari daging sapi dan domba. Kalori kecipir dalam tiap 100 gram mengandung 405 kal lebih tinggi dari daging sapi 190 kal dan daging domba 206 kal. Protein kecipir 32,80 gram, daging sapi 27 gram dan daging domba 17,10 gram. Lemak kecipir 17 gram, daging sapi 10 gram dan domba 14,80 gram. Karbohidrat kecipir 36,50 gram, daging sapi 0, dan domba 0 gram.

Digabung Dengan Beras

Hasil penelitian yang dilakukan Suliantari, K. Then dan M. Astawan tentang “Komplementasi Kedelai Dengan Beras Untuk Pembuatan Tempe” yang dimuat Buletin Teknologi Pangan dan Gizi Volume V No. 2 tahun 1994 mengilhami penelitian tentang tempe kecipir-beras dilakukan Dona Astuti dan Wiwit Estuti di Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Padang yang berjudul “Kombinasi Kecipir Dan Beras Untuk Meningkatkan Mutu Tempe Kecipir”, pada tahun 2000.

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan nyata antarperlakuan tempe kecipir-beras dari segi warna dan aroma. Penambahan beras 30% dari total campuran lebih disukai panelis dari segi warna. Sedangkan dari segi aroma panelis lebih menyukai penambahan sebesar 10% beras dari total campuran. Kemudian dari segi tekstur dan rasa tidak ada perbedaan nyata antarperlakuan. Penambahan beras sebanyak 30% dari total campuran tempe kecipir-beras adalah yang paling baik, di mana nilai asam aminonya mencapai 100% dan tingkat kesukaan panelis lebih baik dari segi warna.

Sumber:
http://www.bisnisbali.com/2008/01/15/news/boga/cip.html
http://www.kontan.co.id/index.php/Bisnis/news/7523/Memerah_Potensi_Ekonomi_Kecipir
http://nurcha.wordpress.com/2007/08/13/tempe-kecipir-beras/

No comments:

Post a Comment