Friday, January 23, 2009

Kondisi Keuangan Makro Pengaruhi Keuangan Pribadi

Mungkin banyak diantara yang kita cuek terhadap kondisi keuangan secara makro. Selain karena kurangnya informasi yang kita ketahui, kita sering beranggapan bahwa kondisi keuangan makro tidak berdampak langsung terhadap keuangan pribadi atau keluarga. Namun ternyata beberapa hal dari kondisi keuangan Makro ternyata memiliki hubungan yang erat dengan keuangan pribadi atau keluarga.

Mungkin diantara kita sering membicarakan naik turunnya suku bunga SBI yang biasanya mempengaruhi suku bungan tabungan dan deposito yang kita miliki. Suku Bunga Bank Indonesia (SBI) sering kita gunakan sebagai acuan pada investasi kita. Hal ini dikarenakan naik turunnya SBI akan berdampak langsung pada bunga tabungan, deposito, dan instrument keuangan lainnya seperti emas dan properti.

Beberapa hal dari faktor-faktor ekonomi makro yang mempengaruhi keuangan pribadi kita:

- Inflasi :
Dampak yang kita bisa rasakan secara langsung dari inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa yang tersedia di masyarakat. Pemerintah mengukur inflasi dengan beberapa faktor: Indeks Harga Konsumen, Indeks Harga Produsen, pemicu terjadinya deflasi pendapatan per kapita, dan Indeks upah tenaga kerja.

Inflasi sangat terasa dampaknya bagi orang yang memiliki pendapatan, karena daya beli dari uang yang dimiliki menurun. Misalnya beberapa tahun lalu, kita makan nasi lengkap dengan ayam dan sayur di warteg atau rumah makan padang cukup dengan uang Rp 5000,- saja. Namun sekarang nilai uang Rp 5000,- tadi turun, apabila digunakan untuk membeli makan di warteg atau rumah makan padang kita mungkin hanya bisa beli nasi telur saja. Hal ini yang membuat inflasi seperti perampok kekayaan kita. Makanya, para menteri dan pejabat yang menangani urusan ekonomi pusing tujuh keliling mengatur dan menjaga inflasi.

- Pendapatan per Kapita :
Pendapatan per kapita berfungsi untuk mengukur nilai seluruh barang dan jasa yang dihasilkan oleh kegiatan ekonomi nasional serta mengukur kesehatan ekonomi suatu negara secara luas. Pendapatan per kapita dilaporkan sebagai bentuk nyata pertumbuhan ekonomi secara luas.

Secara sederhana, pendapatan per kapita akan mununjukkan rata-rata pendapatan setiap warga Indonesia yang produktif (usia kerja) berdasarkan indikator ekonomi makro. Naiknya pendapatan per kapita bisa mencerminkan bahwa negara tersebut, atau masyarakat di negara tersebut, lebih makmur dibandingkan negara lain.

- Suku Bunga :
Suku bunga adalah faktor terbesar yang akan dijadikan pertimbangan dalam membuat keputusan keuangan. Antara lain biaya bunga pinjaman, misalnya Kredit Kepemilikan Rumah (KPR), Kredit Kepemilikan Mobil (KPM), serta kredit usaha lainnya. Pengaruh naik-turunnya suku bunga akan dirasakan oleh kedua belah pihak, baik kreditor maupun debitor.

Naik-turunnya penghasilan bunga bagi penabung juga akan ditentukan oleh naik-turunnya suku bungan tersebut. Bagi para pakar ekonomi, suku bunga dipakai untuk mengukur tingkat resiko investasi di suatu negara.

No comments:

Post a Comment