Friday, January 23, 2009

Mau Cepat Kaya?

Saya pernah menjadi salah satu orang yang pernah tertipu dengan program investasi yang memberikan janji atau iming-iming untuk cepat menjadi kaya. Dan ternyata hal ini telah sering terjadi di luar sana yang telah memakan korban mulai dari orang biasa, lulusan SMA, anak kuliahan, pegawai, artis, ibu-ibu kaya, pejabat pemerintah, bahkan para intelektual yang bergelar S2 dan S3 dengan nilai investasi per orang yang mungkin 10 kali lipat bahkan lebih dari nominal yang saya keluarkan.

Sebenarnya Saya tidak yakin ada suatu ramuan khusus atau jampi-jampi yang bisa membuat Saya mendadak menjadi kaya. Saya tidak bisa tinggal diam atau berharap orang lain untuk mewujudkannya untuk Saya. Tentu saja Saya harus berusaha. Salah satunya adalah dengan berinvestasi dengan benar. Dan yang terpenting, Saya harus memulainya dari sekarang. Cari ilmunya !

Burton Malkiel, seorang profesor ekonomi dari Princeton University, dalam bukunya memberikan cara simple untuk bisa menjadi kaya.

Cara 1: Mulailah menabung dan berinvestasi dari sekarang. Pada saat Saya belum tahu pentingnya perencanaan keuangan, kata “procrastinating” alias “menunda” menjadi salah satu kata favorit dalam hal menabung dan berinvestasi. Hal seperti ini sering terjadi karena Saya sering beranggapan bahwa menabung dan berinvestasi bisa dilakukan di lain waktu saja. Namun Saya beruntung sekarang sudah sadar jika saya selalu menunda untuk menabung dan berinvestasi, lalu kapan Saya akan memperoleh keuntungan? Karena besar kecilnya hasil investasi sangat ditentukan oleh empat elemen di bawah ini:
  1. Jumlah nominal investasi
  2. Hasil investasi
  3. Seberapa sering berinvestasi
  4. Jangka waktu investasi yang cukup
Empat elemen itulah yang diperlukan dalam konsep compounding interest (hasil investasi yang diinvestasikan kembali –red.) dalam berinvestasi. Dari keempat elemen ini yang tidak bisa Saya dapatkan lagi dan Saya putar kembali adalah waktu. Tanpa adanya waktu yang cukup, investasi Saya tidak akan bisa berkembang secara maksimal. Itu artinya Saya harus menyisihkan penghasilan Saya untuk menabung dan berinvestasi mulai sekarang.

Cara 2: Lakukan investasi secara rutin. Jalan satu-satunya untuk menjadi kaya adalah berinvestasi secara rutin tanpa kecuali. Investasi yang rutin akan mendidik Saya untuk berdisiplin menyisihkan uang, tanpa melihat apakah kondisi ekonomi Saya sedang baik atau kurang baik ataukah tingkat hasil investasi sedang naik atau turun. Apabilan berinvestasi secara rutin dalam produk pasar modal, Saya akan menikmati rata-rata kenaikan dalam jangka panjang seiring dengan kenaikan di pasar.

Cara 3: Jangan pernah lupa untuk selalu memiliki “dana darurat” dan “asuransi”. Dana cadangan dan proteksi atau asuransi sangat penting untuk melindungi diri Saya dan keluarga saat mengalami kondisi yang kurang baik dalam keuangan. Dalam investasi, dana investasi akan naik dan turun nilainya mengikuti trend pasar. Maka, ketika keadaan darurat terjadi dan dibutuhkan sejumlah dana, dana darurat atau asuransi dapat menutupi kebutuhan jangka pendek tersebut.

Cara 4: Lakukan perhitungan pajak dan pembayaran pajak secara benar dan teratur. Jangan kekurangan dan jangan juga kelebihan. Apabila ada yang kurang yakin atau ada yang janggal, tanyakan kepada petugas pajak dan konsultasi kepada konsultan pajak jika memungkinkan. Kalau dirasa perhitungannya telah benar dan dilengkapi oleh bukti yang kuat, wajib pajak berhak mendapatkan perlakuan pajak yang wajar.

Cara 5: Sesuaikan alokasi aset Saya dengan cara berinvestasi dan sifat Saya. Sebelum berinvestasi, saya pahami dulu sifat-sifat pribadi saya. Apakah Saya cukup berambisi? Apakah Saya sangat agresif dalam pekerjaan? Apakah Saya mempunyai hobi yang menantang? Apabila jawabannya “Ya”, Saya cenderung memiliki sifat agresif. Berarti saya berani mengambil resiko. Oleh sebab itu, Saya dapat mengalokasikan investasi Saya dalam produk investasi yang agresif. Demikian juga sebaliknya.

Cara 6: Diversifikasi akan menurunkan resiko. Teori kuno ini harus dilaksanakan sebagai salah satu cara ampuh untuk menurunkan tingkat resiko. Dengan menyebar bentuk investasi dalam beberapa produk yang berlainan, Saya akan terhindar dari resiko penurunan salah satu asset.

Cara 7: Bayarlah diri sendiri terlebih dahulu. Apa arti kiasan ini? Artinya, jumlah yang Saya investasikan secara reguler misalnya tiap bulan, harus Saya anggap sebagai tagihan yang harus Saya bayar setiap bulan, seperti tagihan lainnya (listrik, telepon, air, dll.). Dengan memperlakukan investasi Saya seperti ini, secara tidak langsung Saya ‘membayar’ kepada diri sendiri dan ini akan membuat Saya menjadi disiplin dalam berinvestasi.

Cara 8: Jangan coba melawan pasar. Pasar di bidang keuangan digerakkan oleh banyak perusahaan yang melakukan transaksi jual-beli dan penempatan dana dengan nominal yang sangat besar. Investasi Saya yang relatif lebih kecil tidak akan bisa dipakai untuk melawan pasar yang sedemikian besar. Sudah pasti jika Saya melawannya akan kalah dan tergilas.

Cara 9: Investasi jangka panjang yang sudah terbukti dan mengikuti indeks hampir selalu menjadi pemenang. Tidak dapat dipungkiri bahwa kinerja indeks di Indonesia lebih dikenal dengan istilah ‘Indeks Harga Saham Gabungan’ (IHSG) di hampir setiap negara selalu naik untuk investasi jangka panjang. Oleh sebab itu, berinvesati pada produk yang indeksnya sama dengan kinerja lampau yang sudah terbukti berhasil, hampir selalu dapat dikatakan akan menang. Sehingga Saya tidak perlu bersusah payah mencari produk investasi yang lain.

Cara 10: Hindari trik-trik orang yang membujuk dengan iming-iming menjadi kaya mendadak. Pepatah di negeri tukang daging mengatakan, ‘if it is too good to be true, it’s too good to be true’. Artinya apabila ada penawaran yang terdengar tidak masuk akal atau terlalu muluk-muluk, berarti penawaran tersebut sebenarnya memang muluk-muluk. Jadi lupakan saja.

Mudah sekali bukan menjadi kaya? Tentu saja dengan saran di atas masih diperlukan dua hal penting, yaitu disiplin dan kesabaran.

Selamat menjadi orang kaya.

No comments:

Post a Comment